HAJAR ISTRI YANG ALIM
Hajar adalah seorang wanita alim lugu berusia 28 tahun dan sudah 10 tahun menikah. Wanita alim yang selalu memakai jilbab ini sampai saat ini masih kuliah dalam program ekstensi di sebuah perguruan tinggi di Depok Semester lima. Hajar menikah dengan Bang Rudi yang lebih tua 8 tahun darinya karena dijodohkan oleh orangtuanya pada saat Hajar masih berusia 18 tahun. Namun Hajar sangat mencintai suaminya. Begitu pula suami Hajar terhadapnya (Hajar yakin itu benar). Dari pernikahan mereka, mereka sudah dikaruniai dua orang anak. Doni, berusia 5 tahun dan Rudi, yang baru berusia 3 tahun. Keduanya setelah tidak minum ASI segera dipindahkan ke rumah kakek neneknya yang berada di Jogjakarta.
Karena Hajar dilahirkan dari keluarga yang taat agama, maka Hajar pun seorang yang taat agama. Dari sejak dia SMA, ia telah memakai jilbab lebar. Bajunya pun selalu longgar, dan menutupi hampir semua lekuk tubuhnya. Bahkan setelah menikah dan menginjak bangku
universtitas, dia lebih sering menggunakan jubah yang lebar dan jilbab yang juga lebar. Tapi itu justru menambah keanggunan dan kecantikannya, yang bahkan setelah menikah, belum juga pudar. Setelah pernikahan menginjak usia 6 tahun, suaminya oleh perusahaan ditugasi untuk bekerja di pabrik di daerah bogor. Sebagai fasilitas, Wanita yang selalu berpakaian rapat
tertutup dengan jilbab yang lebar ini bersama sang suami diberikan sebuah rumah sederhana di komplek perusahaan. Sebagai seorang istri yang taat, Hajar menurutinya pindah ke tempat itu. Komplek tempat tinggal Hajar ternyata masih kosong, bahkan di blok tempatnya tinggal, baru ada rumah Hajar dan sang suami dan sebuah rumah lagi yang dihuni, itu pun cukup jauh letaknya dari rumah mereka.
Karena rumah Hajar dan sang suami masih sangat asli,mereka belum memiliki dapur, sehingga jika Hajar mau memasak, harus Wanita berjilbab ini memasak di halaman belakang yang terbuka, ciri khas rumah sederhana. Akhirnya suami memutuskan untuk membangun dapur dan ruang makan di sisa tanah yang tersisa, kebetulan ada seorang tukang bangunan yang menawarkan jasanya. Karena mereka tidak merasa memiliki barang berharga, Hajar dan sang suami mempercayai mereka mengerjakan dapur tersebut tanpa harus di tunggui, suami tetap berangkat ke kantor sedangkan Hajar tetap kuliah.
“Eh, kok Mbak Hajar nggak berangkat kuliah..?” “Iya nih Pak Bokir, lagi libur..” jawab Hajar sambil membukakan pintu rumah. Saat itu Hajar mengenakan jubah terusan berwarna hijau dan jilbab putih. Tapi jubah dan jilbab itu tidak mampu menyembunyikan kecantkan wajahnya, dan kesintalan tubuh serta kemontokan payudaranya yang terbayang dari tonjolan samar di dadanya dan lekukan samar di pinggulnya. Pak Bokir dan 2 teman sedikit ternganga saat itu, apalagi siluet dari cahaya di dalam rumah memperlihatkan gambar samar dari tubuh Hajar yang terlihat menembus jubah tipisnya. Mereka bertiga memandang dan sekali menelan ludah melihat pemandangan ini. Hajar yang mulai sadar akan apa yang terjadi segera masuk ke dalam rumah dan agak menjauh dari mereka seraya mempersilakan mereka bertiga masuk. “Kalo gitu saya mau nerusin kerja di belakang Mbak..” katanya setelah agak lama berusaha menelanjangi tubuh wanita alim itu dengan pandangan matanya. Begtu juga kedua orang temannya. “Oh, silahkan..!” kata Hajar agak kikuk. Memang sering wanita berjilbab ini memergoki pak Bokir atau salah satu dari kedua orang temannya memandanginya dengan pandangan lapar. Tapi ia sadar bahwa dia memang cantk, dan percaya bahwa jubah dan jilbabnya pasti akan melindunginya dari jerat nafsu ketiga tukang bangunan itu.
Tidak lama kemudian mereka masuk ke belakang, dan Hajar mengambil sebuah majalah untuk membaca di kamar tidurnya. Namun ketika baru saja Hajar mau menuju tempat tidur, wanita alim yang lugu ini tidak sengaja melihat melalui jendela kamar, Pak Bokir sedang mengganti pakaiannya dengan pakaian kotor yang biasa dikenakan saat bekerja. javcici.com Dan alangkah terkejutnya Hajar menyaksikan bagaimana Pak Bokir tidak menggunakan pakaian dalam. Sehingga ibu muda berjilbab yang alim ini dapat melihat dengan jelas otot tubuh Pak Bokiryang bagus dan yang paling penting tongkolnya yang sangat besar jika dibandingkan milik suaminya.
Hajar seketika terkesima sampai tidak sadar kalau Pak Bokir juga memandang nya. “Eh, ada apa Mbak..?” katanya sambil menatap ke arah Hajar yang masih dalam keadaan telanjang dan ibu muda ini melihat tongkol itu mengacung ke atas sehing terlihat lebih besar lagi. Hajar terkejut dan malu sehingga cepat-cepat menutup jendela sambil nafas jadi terengah-engah. Seketika dirinya diliputi perasaan aneh, karena sebagai wanita muslimah yang taat, belum pernah Hajar melihat laki-laki telanjang sebelumnya selain suaminya. bahkan jika sedang berhubungan sex dengan suaminya, sang suami masih menutupi tubuh Mereka dengan selimut, sehingga tidak terlihat seluruhnya tubuh mereka. Hajar mencoba mengalihkan persaannya dengan membaca, tetapi tetap saja tidak dapat hilang. Sebagai seorang yang ingin taat terhadap suami, ia malu untuk mangakui, bahwa sebenarnya tanpa disadari, dia terangsang oleh pemandangan tadi. Akhirnya Hajar putuskan untuk mandi dengan air dingin untuk menyegarkan badan dan pikirannya. Cepat-cepat Hajar masuk ke kamar mandi dan mandi. Pada saat mandi kembali Hajar teringat pemandangan yang tadi ia lihat. Mengingat tongkol pak Bokir yang besar tadi, birahinya meninggi. Ia secara tak sadar melamun, membayangkan bagaimana jika tongkol pak Bokir yang besar tadi menyodok-nyodok memiawnya. Dibawah guyuran air shower, ia terus membayangkan angan yang mengundang birahi tadi, sampai tanpa sadar ibu muda yang alim ini mulai meraba-raba payudaranya sendiri dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya menggosok-gosok memiawnya, lalu memasukkan dua jari lentiknya ke dalam memiawnya.
Hajar segera melumuri memiawnya dengan shafing cream, agar tidak terasa sakit. Saat ia melumuri shaving cream ke memiawnya, kenikmatan itu datang lagi. Tanpa sadar, selama mencukur rambut di memiawnya, tangan kiri Hajar kembali meremas-remas payudaranya sendiri. Sementara tangan kanannya mulai mencukur bulu kemaluannya pelan-pelan sampai habis.Setelah selesai mencukur bulu kemaluannya sampai habis, dengan mata yang mulai terpejam menahan kenikmatan, Hajar mulai memasukkan gagang pisau cukur itu ke dalam memiawnya dan menggerak-gerakkann ya keluar masuk perlahan-lahan. memiaw Hajar terasa panas dan nikmat saat wanita alim ini menyentuhnya. Angannya masih terpaku pada tongkol besar milik pak Bokir yan tadi dilihatnya, yang sekarang sedang ia bayangkan menyodok-nyodok memiawnya. akhirnya lima menit kemudian tubuh putihnya tiba-tiba mengejang, kakinya menekuk dan dadanya membusung memperlihatkan kedua payudaranya yang putih bersih mengacung tegak dengan puting susu yang mencuat keluar, menandakan bahwa wanita alim ini sudah sangat terangsang. Hajar mengeluarkan erangan yang tertahan sambil tangan kanannya terus menggosok memiawnya, dan tangan kirinya menjepit puting susunya sendiri. Akhirnya Hajar mengalami orgasme yang luar biasa. Tubuh Hajar kaku merasakan kenikmatan luar biasa yang menjalar di seluruh tubuhnya, dan cairan memiaw wanita berjilbab yang berkulit putih ini mengalir keluar dengan derasnya. Hajar tidak dapat menutupi kenikmatan yangdirasakannya saat itu, sehingga wanita lugu ini pun mengeluarkan suara mendesah yang keras. Bahkan dia lupa bahwa kamar mandinya bersebelahan dengan tempat yang akan dijadikan dapurm dimana sekarang sedang bekerja pak Bokir bersama 2 temannya, sehigga memungkinkan mereka mendengarnya.
Namun baru Hajar akan masuk ke kamar, tubuh ibu muda berjilbab yang alim ini menabrak sesuatu hingga terjatuh. Dan alangkah terkejutnya, ternyata yang Hajar tabrak itu adalah Pak Bokir. “Maaf Mbak.., tadi saya cari Mbak Hajar tapi Mbak Hajar nggak ada di kamar. Baru saya mau keluar, eh mbak Hajar nabrak saya..” katanya dengan santai karena belum kalau Hajar sedang telanjang bulat. Saat dia sudah menyadarinya, langsung saja matanya melotot dan di bibirnya muncul senyuman liar. Tapi Hajar saat itu tidak melihatnya.
Perlu diketahui, Hajar tidak pernah lupa merawat tubuhnya walaupun selalu memakai jubah yang rapat dan jilbab lebar. Dengan rambut yang terpotong rapih seleher, Ia mempunyai kulit yang sangat putih mulus dan terawat. walau tidak terlalu tinggi (162 cm), namun tubuh Hajar sangat proposional dengan dua buah payudara berukuran 34C yang sedikit kebesaran dibandingkan ukuran tubuhnya. Kulit payudaranyapun tidak kalah putih mulus sampai2 urat-urat kebiruan terlihat di payudaranya. Apalagi itu ditunjang dengan wajahnya yang putih bersih dan cantik. Hajar begitu malu berusaha bangkit sambil mentupi dada dan bagian bawah nya. wanita yang selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab yang lebar ini sangat shock, karena selama ini dia tidak pernah memperlihatkan bagian tubuhnya yang tidak tertutup jilbab dan jubah kecuali pada suaminya. Tapi sekarang, pak Bokir justru bisa menikmati setiap jengkal tubuh putih mulusnya yang tanpa sehelai benangpun. ia segera berdiri dan berusaha berlari, namun Pak Bokir segera menangkap kedua tangan Hajar dan berkata, “Nggak usah malu Mbak.., tadi Mbak juga udah ngeliat punya saya, saya nggak malu kok..” “Jangan Pak..!” kata wanita alim ini, namun pak Bokir menyeringai dan segera kedua tangannya yang sudah dituntun nafsu birahi secepat kilat maju.
Hajar tersentak saat merasakan ada sesuatu masuk memiawnya. Wanita yang selalu mengenakan jilbab ini ingin berteriak, tetapi tiba-tiba, dangan terus menyeringai jahat, pak Bokir mengocok-kocokkan dan memutar-mutarkan jarinya didalam memiaw Hajar, yang membuat wanita ini merasa langsung kehilangan tenaga. Hajar mulai kehilangan kendali tubuhnya. wanita yang biasanya selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab yang lebar ini mulai menggelinjang. Ia memejamkan matanya sambil menggigit bibir indahnya kuat-kuat. wanita alim yang berkulit putih ini tidak ingin suara desahannya keluar, karena selain karena menjaga martabatnya, itu juga akan membuat pak Bokir tahu kalau dia juga menikmatinya. Namun akhirnya, “ehhhmmhh…eehhhmmmmh hh……” Hajar tak mampu menahannya. Mulutnya terbuka dan mulai merintih-rintih keenakan. Jari-jari pak Bokir mengaduk-aduk seluruh bagian yang sensitif di dalam memiaw Hajar tanpa ada yang tersisa satu milipun. Hanya rasa nikmat yang menyelubungi seluruh perasaannya. Keringat mulai membanjiri tubuh telanjang wanita alim lugu yang putih mulus itu dan tanpa sadar, tangan yang semula berusaha untuk menjauhkan tangan binal pak Bokir justru naik ke pundak pak Bokir, memegang pundak itu erat, seolah tidak ingin melepaskan kenikmatan yang sedang Hajar rasakan. wanita berjilbab yang berkulit putih ini terus mengerang-erang penuh kenikmatan. Ia sudah tidak bisa mengendalikan tubuhnya, dan hanyut dalam kenikmatan yang pak Bokir berikan.
Sekitar sepuluh detik pak Bokir memperlakukannya seperti itu. Hajar dengan tenaga terakhirnya berusaha berontak, dan berhasil memutarkan tubuhnya membelakangi pak Bokir. Namun itu justru memudahkan p[ak Bokir. Setelah mampu memeluk Hajar dari belakang, kembali dia meremas-remas payudara gadis berjilbab yang tidak tertutupi apapun, sementara tangan kirinya kembali mengocok-kocokkan jarinya ke memiaw Ibu muda berjilbab lebar ini dengan kecepatan yang terus meningkat. Seluruh kekuatan wanita alim ini hilang sudah, terganti dengan kenikmatan yang tak seharusnya ia nikmati. Hajar terus mengerang-erang menahan nikmat. Air matanya meleleh di pipinya yang putih. Airmata penyesalan karena ia tidak mampu menahan kenikmatan yang diberikan oleh dua jari pak Bokir, dan air mata malu, mengingat statusnya sebagai seorang wanita muslimah yang taat. Akhirnya dengan diringidesahan panjang, badan Hajar mengejang,tersentak-sentak dan bergetar dengan hebat. keduakakinya yang putih mulus dirapatkan erat sekali menjepit tangan pak Bokir seolah tidak ingin melepaskan setetespun kenikmatan. Kenikmatan yang lebih dahsyat daripada yang baru saja Hajar rasakan bersama pisau cukur, di dalam kamar mandi. Menyemprot keluar lagilah cairan kental putih yang menetes dengan derasnya dari dalam lubang memiawnya membasahi paha putih wanita alim yang lugu ini, dan terus mengalir deras sampai memercik di lantai ruang tengah itu. Untuk beberapa saat, Hajar terus saja mengejang menikmati orgasme dahsyatnya di pelukan pak Bokir. Setelah kesadarannya pulih, dengan lunglai Hajar terhuyung, dan bersandar ke kursi di dekatnya. Pak Bokir, masih menyeringai, menjilati jarinya yang basah kuyub tersiram cairan memiaw milik Hajar.
Sekitar satu jam, setelah tangisnya agak mereda, segera ia memakai baju jubah hijau terusan dan jilbab putih yang lebar, yang tersampir di pintu kamarnya. Ia tidak mengenakan celana dalam dan BH, karena celana dalam dan Bhnya semua diletakkan di almari di kamar belakang, yang tidak mungkin diambilnya tanpa membuka pintu kamar tidur. Segera ia menjatuhkan diri ke kasur lagi, dan kembali menangis. Ia bersumpah akan melaporkan tindakan pak Bokir tadi ke suaminya, sampai akhirnya dia tertidur.
Tiba-tiba, Hajar yang tidur terlentang bangun karena merasa ada seseorang yang meremas-remas memiawnya dari luar jubahnya. Saat wanita berjilbab yang berkulit putih ini membuka mata, ia kembali melihat pak Bokir yang menyeringai sambil terus menggerayangi memiawnya. Ternyata pak Bokir berhasil menemukan kunci cadangan yang berada di dalam lemari pakaian di kamar belakang. “wah, ternyata mbak Hajar tambah cantik kalo pake jubah ama jilbab gini. Bapak jadi kepingin mbak…” kata pak Bokir. Hajar yang ketakutan segera menepis tangan pak Bokir dan berusaha menjauhinya. Tapi terlambat. Pak Bokir berhasil menangkap tangannya dan segera menarik Hajar kedalampelukannya. “jangan, pak…!!” pinta Hajar memelas. Air mata kembali mengalir, tapi pak Bokir tidak mau tahu. Ia segera mengulum dan menghisap mulut Hajar yang indah. lidahnya dengan paksa dimasukkan ke dalam mulut Hajar dan mempermainkan lidah wanita yang selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab yang lebar ini, sambil tangan kirinya yang tidak digunakan untuk memeluk Hajar turun ke memiaw Hajar, dan kembali meremas – remasnya dari luar jubah. Hajar meronta berusaha melepaskan diri, namun karena tenaganya kalah jauh dibanding tukang bangunan itu, dan rangsangan demi rangsangan pak Bokir yang dialami lidah dan memiawnya, rontaan Hajar semakin melemah. bahKan akhirnya lidahnya mulai menyambut lidah pak Bokir yang bermain di rongga mulutnya. Suara desahan dan decakan menggema di kamar tidur muslimah berjilbab itu. Air matanya kembali mengalir. memiawnya kembali basah, sangat basahnya sampai-sampai membasahi jubahnya. air liur Hajar mengalir membasahi bibir, pipi, dan jilbab putih lebarnya. Pak Bokir menjilat dan menghisap air liur wanita alim itu dan meneguknya dengan nikmat.
Hajar berusaha memberontak dan berteriak, tapi Pak Bokir dengan santainya malah berkata, “Tenang aja Mbak.., di sini sepi. Suara teriakan Mbak nggak bakal ada yang denger..” Melihat Hajar, kedua teman Pak Bokir segera bersorak kegirangan. “wah, akhirnya kita bisa ngerasa’in mbak ini yah!!” kata seorang. “iya!! Selama ini kita cuman bisa ngebayangin kayak apa rasanya memiaw cewek berjilbab, khan?” kata seorang lagi, langsung disambut dengan gelak tawa mereka. wanita alim yang lugu itu hanya bisa menangis ketakutan. “jangaaaaan, paaaaak…..” katanya mengharap belas kasihan. Tapi para tukang-tukang itu tidak menghiraukannya. Tiba-tiba…, “Wah, bagus betul ni tetek..” kata yang satu sambil membetot dan meremas payudara Hajar sekeras-kerasnya dari luar jubahnya. “Tolong jangan perkosa saya, saya nggak bakalan lapor siapa-siapa. ..” kata Hajar. “Tenang aja deh kamu nikmati aja…” kata teman Pak Bokir yang badannya sedikit gendut sambil tangannya meraba memiaw Hajar dari luar jubahnya, sedang Pak Bokir masih memegang kedua tangan Hajar dengan kencang. “benar, mbak. Kamu nikmati aja, kayak tadi pas sama jari saya. Biar kami nggak perlu nyakitin mbak.” Katanya mengancam.
Tidak berapa lama kemudian Hajar melihat ketiganya bergantian mulai melepas pakaian mereka. Hajar hanyaterduduk sembari melihat tubuh-tubuh mereka yang mengkilat karena keringat dan tongkol mereka yang besar mengacung karena nafsunya. Batin Hajar kembali berdesir melihat tongkol-tongkol besar itu. wanita yang selalu mengenakan jilbab itu bergidik membayangkan memiawnya akan disodok-sodok oleh tongkol-tongkol besar itu. Air matanya mengalir semakin deras, tapi dua kali orgasme, dan ketakutan yang teramat sangat membuat dia merasa tak punya kekuatan sama sekali. Dengan cepat mereka membaringkan tubuh Hajar yang sudah lemas di atas pasir. Kemudian Pak Bokir menyingkapkan jubah yang dipakai Hajar sampai keatas perut, lalu mulai menjilati memiaw Hajar. “Wah.., memiaw cewek berjilbab wangi loh..” katanya.
Hajar merasakan lidah pak Bokir berusaha menyusupkedalam memiawnya yang sudah basah. Wanita berjilbab lebar itu tersentak dan segera berontak, namun kedua teman Pak Bokir segera memegangi kedua tangan dan kaki Hajar. Yang botak memegang kaki, sedangkan yang gendut memegang kedua tangan Hajar sambil menghisap dan mengulum puting susu Hajar dari luar jubahnya. Begitu bernafsunya dia, sampai-sampai jubah wanita alim yang lugu itu basah kuyub karena air liurnya.
Mendengar desahan Hajar yang seksi, kedua teman Pak Bokir tertawa dan mengendurkan pegangannya. Mendengar tawa mereka, Hajar sadar namun mau memberontak lagi Hajar merasa tanggung, sehingga yang terjadi adalah wanita alim itu terlihat seperti sedang berpura-pura mau berontak namun walau dilepaskan Hajar tetap tidak berusaha melepaskan diri dari Pak Bokir.
Tidak lama kemudian Pak Bokir membalikkan tubuh Hajar yang masih memakai jubah dan jilbab lengkap dalam posisi doggie tanpa melepaskan miliknya dari memiaw Hajar. “aaahhhmmm….” Putaran badan itu membuat Hajar merasa tongkol pak Bokir mengaduk liang memiawnya. Melihat itu, tanpa dikomando si gendut langsung memasukkan tongkolnya ke mulut Hajar. Hajar berusaha berontak, namun si gendut mencengkeram kepala Hajar yang mesih terbungkus jilbab dengan keras, sehingga Hajar menurutinya. Ia dipaksa mengulum dan menjilati penisnya seolah-olah seperti permen lolipop. Hajar benar-benar mengalami sensasi yang luar biasa, sehingga beberapa saat kemudian Hajar mengalami orgasme yang luar biasa yang belum pernah Hajar alami sebelumnya. Tubuh wanita alim yang selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab yang lebar itu mengejang, tersentak-sentak disertai desahan panjang selama hampir satu menit, lalu kemudian menjadi lemas dan jatuh tertelungkup. Namun tampaknya Pak Bokir belum selesai, sehingga cengkeramannya pada pinggul Hajar semakin kuat, sampai-sampai kulit Hajar berdarah karena tergores kuku Pak Bokir yang Hitam. genjotannya juga semakin dipercepat sampai kemudian dia mencapai kelimaks dan memuntahkan spermanya ke dalam rahim Hajar. Saking banyaknya, sampai-sampai sperma pak Bokir meluber keluar, bersama cairan memiaw ibu muda berjilbab yang alim itu, mengalir turun membasahi jubahnya.
Sementara si botak terus menyodok-nyodok tongkolnya didalam memiaw Hajar, Pak Bokir masuk ke dalam rumah Hajar dan keluar kembali dengan membawa sebuah terong besar yang dibeli Hajar tadi pagi untuk dimasak, serta sebuah kalung mutiara imitasi milik wanita alim itu. Tidak berapa lama kemudian si botak mencapai kelimaks dan Hajar pun terjatuh lemas di atas pasir tersebut, dengan memiaw yang berlepotan sperma, yang mengalir turun membasahi pasir dibawahnya. Melihat temannya sudah selesai, Pak Bokir menghampiri Hajar sambil memaksa Ibu muda berjilbab lebar itu kembali ke posisi merangkak.
“Sambil menunggu tenaga kita kembali pulih, mari kita lihat hiburan dari mbak Hajar ini..” katanya sambil memasukkan terong ungu yang sangat besar itu ke dalam memiaw Hajar. Tentu saja ibu muda berjilbab yang alim itu terkejut dan berusaha memberontak, tetapi kedua temannya segera memegangi Hajar. Dan tidak lama kemudian, “Bless..!” terong itu masuk 3/4-nya ke dalam memiaw Hajar. Rasa sakitnya benar-benar luar biasa, sehingga wanita alim itu menggoyang-goyangka n pantatnya ke kiri dan kanan.
“Lihat anjing ini.. ekornya aneh.. ha… ha… ha…”kata si botak. “Sekarang kamu merangkak keliling halaman belakang ini, ayo cepat..!” kata si gendut. Dengan perlahan Hajar merangkak, dan ternyata rasanya benar-benar nikmat. Desahan demi desahanpun keluar dari mulut wanita berjilbab itu, bersamaan dengan gerakan terong yang terasa mengaduk-aduk memiawnya.
Karena rasa geli-geli nikmat itu, sedikit-sedikit Hajar berhenti, tetapi setiap Hajar berhenti dengan segera mereka mencambuk pantat wanita alim yang lugu itu. Tidak berapa lama wanita berjilbab yang berkulit putih itu mencapai klimaks, dan dari memiawnya kembali menyembur keluar cairan putih. melihat itu mereka tertawa. Pak Bokir kemudian menghampiri Hajar, lalu mulai memasukkan kalung mutiara imitasi yang sebesar kelereng tadi satu persatu ke dalam lubang anus Wanita berjilbab lebar itu. Hajar kembali menjerit, tetapi dengan tenang dia berkata, “Tahan dikit ya.., nanti enak kok..!”
Dan malam harinya ketika suami Hajar pulang, wanita yang selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab
yang lebar itu sama sekali tidak melaporkan kejadian ,,,,